SUKABUMI, Jelajahhukum.com- Belum lama ini, sebuah video yang diunggah oleh seorang Tiktoker viral di media sosial. Dalam video tersebut, dinarasikan bahwa kurangnya perhatian dari Pemkab Sukabumi terhadap kondisi infrastruktur yang ada di Sukabumi dalam hal ini Jembatan Lalay yang terletak di perbatasan antara Desa Bantarkalong dan Desa Sirnajaya Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat.
Video yang diunggah oleh akun @namanyajuag memprotes kerusakan Jembatan Lalay yang dinilainya sudah kian rusak parah. Video yang telah ditonton jutaan kali tersebut mendapat respon yang tinggi dari masyarakat, pejabat, maupun beberapa Bacaleg.
Salaseorang Bacaleg DPRD Kabupaten Sukabumi, Fransiska Prayudi, turut memberikan komentar dan ia mengklarifikasi penilaian dari seorang tiktoker yang telah menyebutkan bahwa pemerintah kabupaten Sukabumi yang abai terhadap kondisi jembatan Lalay yang terletak di Desa Sirnajaya, Kecamatan Warungkiara Kiara, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat tersebut.
Fransiska Prayudi menjelaskan, setelah ia melihat secara langsung dan juga mendapatkan informasi dari berbagi sumber, bahwa jembatan Lalay memang dalam kondisi yang sedikit rusak, namun pemerintah Kabupaten Sukabumi katanya telah lama memiliki rencana untuk melakukan relokasi atau membuat jembatan baru.
"Sebetulnya pemerintah sejak lama telah memiliki rencana untuk merelokasi jembatan Lalay yang mengalami kerusakan itu dan untuk mewujudkan rencana tersebut, pemerintah kabupaten Sukabumi telah melakukan pembebasan lahan sebagai langkah awal dalam proses relokasi. Jadi tidak benar bila pemerintah kabupaten Sukabumi seolah-olah membiarkan kondisi tersebut," jelas Fransiska didampingi Ketua DPD LGS Pupung Puryanto saat melihat kondisi Jembatan Lalay, Selasa (4 Juli 2023).
Menurut Fransiska Prayudi, pemerintah kabupaten Sukabumi telah mengambil langkah-langkah sebelumnya. Diketahui pemerintah telah menganggarkan dana sebesar 40 miliar rupiah untuk membangun jembatan baru yang akan menggantikan jembatan Lalay yang rusak. Dan tentunya kata Fransiska keputusan tersebut diambil sebagai tindakan preventif untuk memastikan keselamatan warga yang melintas di sana.
Selain itu, Fransiska Prayudi juga menjelaskan bahwa pembangunan jembatan baru membutuhkan waktu yang cukup lama karena melibatkan proses perencanaan, desain, dan pembangunan yang memenuhi standar keselamatan yang tinggi. Oleh karena itu, pemerintah kabupaten Sukabumi meminta pengertian dan kesabaran dari masyarakat setempat selama proses pembangunan jembatan baru berlangsung.
"Membangun jembatan itu kan tidak bisa seperti membuat bangunan dari pasir di pantai yang ketika rusak bisa diperbaiki saat itu juga. Semua itu butuh proses dan proses tersebutlah yang mungkin belum sampai ke telinga masyarakat," tambahnya.
Adapun untuk sementara, Fransiska Prayudi menyebutkan akan mendorong pemerintah agar perbaikan dan perawatan terhadap Jembatan Lalay segera dilakukan sebelum pembangunan jembatan pengganti dimulai.
"Saya akan dorong pihak terkait untuk segera mengambil langkah cepat. Mungkin dengan cara mengirimi surat, atau mengadakan pertemuan dengan pihak-pihak tersebut untuk mengadvokasi dan memperoleh tanggapan yang konkret serta komitmen mereka untuk segera melakukan perbaikan pada jembatan tersebut," imbuhnya
Selain menjelaskan proses upaya yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Sukabumi dalam mengatasi kondisi jembatan Lalay, Fransiska Prayudi menyayangkan Tiktoker yang membuat pernyataan tersebut tanpa dilandasi oleh penilaian yang objektif. Fransiska mengungkapkan sedikit kekecewaannya terhadap penilaian yang menurutnya hanya berdasarkan klaim tanpa pemahaman yang mendalam terkait masalah tersebut.
Fransiska menekankan pentingnya mengedepankan penilaian yang objektif dan bertanggung jawab saat memberikan informasi kepada publik. Menurutnya, dalam konteks masalah seperti kondisi jembatan Lalay, perlu ada keterlibatan ahli dan otoritas terkait dalam menilai kondisi dan upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah. Hal ini diperlukan agar penilaian yang diberikan memiliki dasar yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Dengan sedikit mengkritisi tiktoker tersebut, Fransiska Prayudi berharap agar masyarakat lebih selektif dalam menerima informasi yang tersebar di media sosial. Ia mengingatkan pentingnya melakukan penelusuran lebih lanjut dan mencari sumber yang terpercaya sebelum mengambil kesimpulan atau menyebarkan informasi kepada orang lain. Komentar tanpa dasar yang jelas dapat menimbulkan kesalahpahaman dan mengganggu upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam menyelesaikan masalah infrastruktur.
Fransiska Prayudi mengajak masyarakat untuk membangun budaya diskusi yang sehat dan saling mendengarkan dalam menghadapi permasalahan yang kompleks. Dengan cara ini, diharapkan dapat tercipta pemahaman yang lebih komprehensif dan solusi yang lebih efektif untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara keseluruhan.
Sekali lagi saya mengimbau kepada warga untuk tidak terpancing oleh informasi yang sepihak atau tidak memiliki dasar yang kuat. Dalam era media sosial yang begitu cepat dan luas, seringkali informasi tidak terverifikasi dapat dengan mudah menyebar dan mempengaruhi persepsi masyarakat. Dan tentunya itu akan sangat merugikan tidak hanya bagi pemerintah tetapi bagi kita juga sebagai warga," pungkas Bacaleg Partai Golkar dari Dapil I tersebut.
(*red)
Social Header