Breaking News

Mantan Ketua DPC HNSI Kabupaten Sukabumi Periode Tahun 2007-2011, Ujang Supriatin Berharap Adanya Perbaikan dalam Perayaan Hari Nelayan di Palabuhanratu


(Foto: Ujang Supriatin selaku Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Federasi Serikat Pekerja Maritim Indonesia (FSPMI) yang juga Mantan ketua DPC HNSI Kabupaten Sukabumi, Ketua DPD SPI JABAR Praktisi Budaya, Praktisi Pendidikan dan Tokoh Nelayan Sukabumi)


Jelajahhukum.com|SUKABUMI - Ujang Supriatin menyoroti pentingnya pembenahan dalam perayaan Hari Nelayan yang berlangsung di Palabuhanratu. Ujang Supriatin adalah Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Federasi Serikat Pekerja Maritim Indonesia (FSPMI)  Ketua Mantan ketua DPC HNSI Kabupaten sukabumi Ketua DPD SPI JABAR Praktisi Budaya, Praktisi Pendidikan dan Tokoh Nelayan Sukabumi.

Saat di wawancarai awak media, dalam keterangannya Ujang mengungkapkan kekhawatirannya terkait kondisi perayaan yang dinilai perlu banyak perbaikan.

"Alhamdulillah saya bersyukur bisa bersilaturahmi pada hari ini bersama teman-teman media," ucap Ujang Supriatin saat membuka keterangannya.

Sebagai mantan Ketua Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (DPC HNSI) Sukabumi, Ujang Supriatin,SE,.MP.MM menekankan bahwa makna Hari Nelayan harus benar-benar dirasakan oleh masyarakat nelayan itu sendiri.

Ujang menyampaikan bahwa perayaan ini seharusnya menjadi momentum untuk bersyukur kepada Allah SWT dan diisi dengan kegiatan-kegiatan sosial yang bermanfaat.

"Keberhasilan Hari Nelayan itu yang utama adalah dirasakan oleh masyarakat nelayan. Tasyakur binikmat kepada Allah SWT dan adanya Istighosah adalah bagian penting dari perayaan ini," tuturnya, Selasa (16/07/2024).

Selain kegiatan keagamaan, Ujang juga menyoroti pentingnya bakti sosial yang bisa langsung dirasakan oleh masyarakat nelayan. Ia menyebutkan beberapa contoh kegiatan seperti santunan kepada anak yatim, jompo, dan sunatan massal yang selama ini menjadi tradisi dalam perayaan Hari Nelayan.

"Yang sangat dinanti-nantikan oleh nelayan, bakti sosial ini betul-betul dirasakan oleh masyarakat, seperti santunan kepada yatim piatu, jompo, dan sunatan massal," kata Ujang.

Ujang juga mengingatkan tentang pentingnya menjaga adat dan budaya yang telah diwariskan oleh nenek moyang, seperti upacara adat dan labuh saji yang dilaksanakan pada tanggal 6 April setiap tahun. Ia menegaskan bahwa kegiatan tersebut bukan untuk menduakan Tuhan, tetapi sebagai bentuk penghormatan kepada tradisi leluhur.

"Upacara adat dan labuh saji ini merupakan warisan nenek moyang yang perlu kita lestarikan. Ini adalah bagian dari identitas kita sebagai masyarakat Palabuhanratu," ungkapnya.

Ujang pun berharap agar perayaan Hari Nelayan ke depannya tidak dimonopoli oleh kelompok-kelompok tertentu dan tidak dikaitkan dengan kepentingan politik. Ia juga menyoroti pentingnya pemilihan ketua panitia yang memiliki adab dan integritas yang baik.

"Harapan saya, ini menjadi perhatian kita bersama. Jangan sampai Hari Nelayan dimonopoli oleh kelompok tertentu atau dikaitkan dengan kepentingan politik. Kita perlu pemimpin yang beradab dan kegiatan yang benar-benar dirasakan oleh masyarakat dan terakhir saya berharap perayaan Hari Nelayan di Palabuhanratu bisa kembali kepada esensinya sebagai hari yang penuh berkah dan manfaat bagi seluruh masyarakat nelayan," tandasnya.

(*one)

© Copyright 2022 - Jelajah Hukum